Part 1 : http://animeplusstuff.blogspot.co.id/2015/01/boku-wa-kimi-o-suki-da-part-1-by-risky.html
Part 2 : http://animeplusstuff.blogspot.co.id/2015/02/boku-wa-kimi-o-suki-da-part-2-by-risky.html
Part 3 : http://animeplusstuff.blogspot.co.id/2016/09/boku-wa-kimi-o-suki-da-part-3-by-risky.html
1 Hari yang lalu, sebelum Masaya pergi
bareng Ai.
“Ma...
Masaya, tunggu!” Jane mengejar Masaya.
“Ada
apa?”
“Kamu
mau ke kelas Ai-chan lagi?”
“Iya...”
Masaya berbalik dan akan meninggalkan Jane, tapi dengan begitu gesitnya Jane
langsung memegang tangan Masaya dari belakang.
“Kenapa
kamu mau kesana? Kenapa kamu tampak peduli sekali dengan anak itu?”
Masaya
terdiam sesaat, “Aku tidak tahu.”
“Apa?!
Kamu tidak tahu? Apakah kamu menyukainya? Apa itu sebabnya?”
“Jawab!
Kalau kamu tidak tahu, mengapa kamu tolak aku? Apa karena kamu menyukai anak
itu?” Jane tidak bisa lagi menahan air matanya. “Hiks... Hiks....”. Genggaman
tangan Jane mulai melonggar. Masaya melepaskan tangannya dari Jane.
“Maaf,
Jane. Tapi aku juga tidak tahu. Aku hanya ingin melindunginya.” Masaya pergi
meninggalkan Jane.
“Awas
saja anak itu, aku pasti akan mendapatkan Masaya. Dengan cara apapun.”
Hari Minggu di toko buku (lanjutan)
“Oh,
yah? Kalau gitu aku bantuin kamu cari buku juga.” Kata kak Jane.
Memang
benar dugaanku, pasti kakak-kakak ini bakalan sangat mengganggu. Tapi, itu
tidak terlalu menjadi masalah. Yang menjadi masalah terbesarku saat ini adalah
bagaimana caraku nantinya menghadapi kemarahan mereka. Besok aku pasti akan di
labrak habis-habisan sama ‘Devil from the
Famous’ ini julukanku untuk mereka, abisnya mereka seperti iblis sih.
“Ai-chan nggak keberatan kan? Kalau kami
juga ikut membantu?” tanya salah seorang anggota ‘The famous’ yang lain yang
bernama kak Maria.
Aku
harus apa? dan bagaimana yah? Mana mungkin aku bilang ‘tidak’, soalnya mereka
mengeluarkan aura seakan berkata, ‘KAMU HARUS MENURUTI KAMI, KALAU TIDAK
RASAKAN NANTI AKIBATNYA!’
“I...
Iya...” jawabku dengan memasang tampang senyum paksaan di wajahku.
Yah,
jalan-jalan berdua sama kak Masaya jadi batal deh.
####
Kelas X-2
‘KRIING-KRIING’
“Anak-anak
jangan lupa kerjakan PR kalian, sekarang kalian boleh pulang!” Pak Guru
meninggalkan ruangan.
Mia
menghampiriku, “Ai-chan pulang bareng yuk!”
Tumben
banget nih anak ngajakin pulang bareng, biasanya sih dia pulang bareng Kevin. Ada
angin apa yah?
“Tumben
banget, kenapa nggak pulang bareng Yayang mu itu.” Kataku mencoba menggodanya.
“Aku
punya dua alasan untuk itu...”
Dua
alasan? Ada-ada saja anak ini, kalau kupikir-pikir lagi, kenapa Kevin mau
jadian sama anak ini yah? Memang sih temanku ini memiliki wajah yang cantik dan
manis. Tapi dia juga agak aneh sepertiku, meskipun aku masih lebih aneh lagi
daripadanya.
“Alasan
pertama... karena aku merasa bersalah karena selama ini tidak menemanimu, aku
kan sabhabatmu jadi sudah seharusnya aku selalu bersamamu....”
“Alasan
yang kedua?” tanyaku karena aku merasa ada yang nggak beres.
“Yang
kedua, karena Kevin lagi sakit. Dia nggak bisa jemput aku. Daripada aku pulang
sendirian mendingan pulang sama kamu.”
Hahaha...
ketahuan juga belangnya. Ternyata karena pacarnya sakit yah? Tapi untung juga
sih, setidaknya ada yang nemanin aku jalan, karena aku takut, sebentar pasti
geng ‘The famous’ bakalan mencegatku
dan membuat perhitungan kepadaku. Aduh... aku harus gimana yah?
“Baiklah,
ayo kita pulang... Biar kutebak... sebenarnya alasanmu yang sebenarnya adalah
yang kedua kan?”
“Iya sih, tahu aja kamu!” jawabnya cengengesan.
Ketika
aku berbelok di perempatan yang berada dekat dengan toilet sekolah, ternyata
geng ‘the famous’ sudah menungguku.
Gawat mati aku!
“Ada apa
ini?” tanya Mia keheranan.
Kak Jane
mendorong Mia, tiga orang yang lain memegangiku lalu menarikku masuk ke dalam
toilet.
“Lepaskan!...”
Aku berusaha memberontak. Kak Riri lalu menamparku dengan sangat keras, tubuhku
terdorong ke tembok, aku tidak kuat lagi dan terjatuh. Aku memegangi pipiku
yang barusan di tampar lalu menangis. “Hiks... Hiks...”
Setelah
kak Jane mendorong Mia, dia lalu masuk ke toilet dan menguncinya. Kini yang ada
di toilet cuma aku dan anggota ‘The
famous’.
Melihat
kejadian ini, Mia langsung pergi mencari bantuan. Sepulang sekolah sebenarnya
masih banyak anak-anak yang tinggal untuk eskul.
Ketika
Jane masuk ke dalam, aku melihat tangan kirinya memegang sesuatu. Itu sapu
tangan. Dengan cepat, dua anggota ‘The
famous’ lainnya memegang tanganku, yang satunya lagi menarik rambutku dan
memaksa tubuhku untuk berdiri. Kak Jane mendekatkan perlahan-lahan sapu tangan
itu untuk menutup hidung dan mulutku, aku berusaha memberontak. Tapi kekuatanku
tidaklah cukup. Ketika sapu tangan itu menutup hidung dan mulutku, aku tidak
tahu apa yang terjadi. Aku merasakan pusing yang sangat berat. Aku kehilangan
keseimbanganku dan lalu perlahan-lahan kesadaranku menghilang.
Mereka
melepaskan tangannya, tubuhku terjatuh ke lantai. Satu persatu mereka
tanggalkan seragamku, mereka membawa seragamku keluar. Lalu mengunciku di dalam
toilet.
“Jane,
kau mau apakan seragam itu?” tanya salah satu anggota ‘The famous’ yang lain bernama Cindy.
“Kamu
lihat saja, aku akan buat kejadian ini lebih heboh lagi.” Jane melangkah pergi
ke gudang olehraga yang berada di dekat lapangan basket. Lalu menggantungkan
pakaianku di pegangan pintu gudang. Yang lainnya berjaga di depan pintu toilet.
Beberapa
saat kemudian aku tersadar, dan mendapati diriku sudah dalam keadaan yang
sangat memalukan, tanpa seragam.
Aku
tidak bisa menahan ini semua, air mataku bercucuran tanpa bisa kubendung.
“Hei!”
Jane berteriak dari luar. “Siapa itu di dalam? Kok nangis?” Dia mengatakannya
seakan bukan dia pelakunya.
“Pergi...
Pergi sana!” bentakku, aku sudah muak dengan kelakuan mereka. Ini sudah
melampaui batas. Aku menangis meraung-raung.
“Hei,
kamu kenapa?” tanya Jane dengan mengetuk pintu dengan sangat keras.
Dia
benar-benar iblis, dia yang melakukan semua ini tapi dia bertindak seolah-olah
tidak tahu.
“Sudah,
kamu pergi saja!” kataku sambil berteriak karena tak tahan lagi dengan kelakuan
mereka, ini benar-benar sudah melampaui batas.
“Biarain
aja,” timpal kak Riri.
‘BRAK!!!
Suara pintu didobrak. Jangan-jangan, kak
Jane mau mendobrak pintu toilet ini. Anggota ‘the famous’ lainnya langsung mendekati toilet. Memang benar, kak
Jane berhasil mendobrak pintu toilet ini. Bagamana ini?
“Ya
ampun, ternyata kamu! Ai-chan anak
kelas X-2! Ngapain kamu di sini nangis-nangis?! Jangan-jangan, kamu...” Jane
keluar dari toilet dan berteriak, “HEY!!! ADA CEWEK DENGAN PEMANDANGAN ANEH!
CEWEK TARZAN!” Teriakannya cukup keras sehingga beberapa siswa yang tersisa di
sekolah langsung mengerumuni toilet.
Tidak!
Kalian semua jangan kemari. Aku bisa mati malu kalau dilihat oleh orang banyak
dalam kondisi seperti ini.
“Hah?
Yang bener? Mana?”
“Aneh
gimana?”
“Maksud
Loe?”
“Itu
tuh, di dalam. Dia pasti habis diapa-apain cowok!” kata kak Jane.
“Kalo
nggak percaya, ya masuk aja!” kak Cindy nimbrung.
“Masuk?
Ini kan, toilet cewek. Lagian lihat cewek tanpa busana itu nggak boleh!”
“Jangan sok alim, deh! Kalau mau
lihat cewek ala kadarnya masuk saja! Rasanya, seragamnya juga dicabik-cabik
pelakunya!” cerocos kak Jane.
Tiba-tiba
kak Masaya datang diikuti dengan Mia dibelakangnya, dia diliputi aura amarah.
Dia memegang sesuatu ditangannya. Seragam. Dia mengambilkan seragamku di depan
gudang.
“Semuanya
minggir!” kata kak Masaya setengah berteriak karena tidak mampu menahan
emosinya. Sorot matanya... tidak seperti biasanya... sorot matanya kali ini
tidak diragukan lagi, benar-benar menyeramkan. Siswa yang mengerumuni pintu
toilet pun ngacir ketakutan.
“Oh,
jadi ini cowok yang ngerjain Ai?” tanya kak Jane dengan enteng.
Mia
nggak tahan lagi mendengar perkataan kak Jane yang tidak merasa bersalah sama
sekali, “Apa maksudmu?” Mia maju dan ingin sekali menampar perempuan
dihadapannya itu.
Tapi kak
Masaya menahan Mia untuk tidak memukul kak Jane. Kak Masaya langsung menatap
kak Jane dengan tajam tetapi tidak berkata apa-apa.
“Ai...,”
panggil kak Masaya sambil mengetuk pintu yang setengah tertutup dengan pelan.
Mendengar suaranya, hatiku langsung merasa damai. Nggak tahu kenapa, walaupun
air mataku belum bisa merhenti mengalir. “Ini aku... aku nemuin seragammu.
Cepat dipakai!”
Kak Jane
dan anggota gengnya lalu pergi meninggalkan kami.
Mia
mengetuk pintu toilet lalu masuk menemuiku didalam, “Kamu nggak apa-apa kan?”
tanyanya. Aku hanya bisa menangis. Mia berusaha menenangkanku, lalu membawaku
keluar. Kak Masaya juga berusaha menenangkanku di luar.
####
Setelah
aku cukup tenang, Mia mengantarkanku pulang. Sedang kak Masaya hilang entah
kemana.
Di parkiran sekolah.
“Jane!!”
kak Masaya menarik tangan Jane.
“Ada apa
sih?” katanya sambil memasang wajah tak berdosa. Anggota geng ‘the famous’ lainnya meninggalkan mereka
berdua.
“Apa
yang kamu lakukan terhadap Ai?”
“Hmm...
apa yah?! Aku nggak ngelakuin apa-apa tuh!”
Kak
Masaya menarik tangan kak Jane dengan keras.
“Aouw..”
“Kau
pasti bohong kan?! Katakan dengan jujur kenapa kau berbuat sampai segitunya?”
Kak Jane melepaskan tangannya dari cengkraman kak Masaya,
“Dengar ya! Apapun yang kuinginkan pasti akan ku dapatkan. Kalau kau masih
tetap tidak mau menjadi pacarku, aku akan terus-terusan mengganggu anak itu!”
kak Jane mengancam kak Masaya.
Kak
Masaya terdiam sesaat, “Baiklah, kalau itu maumu. Tapi kalau sampai aku
mendengar kamu mengganggu Ai sekali lagi, kamu akan terima akibatya.” Kata kak
Masaya sambil menunjuk jidat kak Jane.
Kak Jane
menepis tangan kak Masaya yang menunjuk jidatnya. “OK! DEAL! Tapi masih ada
satu syarat lagi...”
“Apa?!”
“Kamu
harus menjauh dari anak itu.”
####
1 Pesan
dari kak Masaya.
Maaf yah! Aku janji hal
seperti ini nggak akan terjadi lagi.
Eh, kok
kak Masaya minta maaf? Maunya aku yang teriman kasih. Aku telpon dia saja.
‘Nomor
yang anda hubungi sedang sibuk’
“Kok
nggak bisa dihubungi?” gumanku.
####
SECRET OF HIS HEART
1 Minggu kemudian.
“Ai-chan, ke kantin yuk!”
“Malas
ah,”
“Kenapa
sih, aku lihat akhir-akhir ini kamu murung terus?”
“Nggak
apa-apa kok.”
“Kalau
nggak apa-apa, ayo ke kantin. Lupakanlah masalah yang telah lalu.” Mia
memaksaku menemaninya ke kantin.
“Baiklah,”
kataku. Sebenarnya bukan masalah yang waktu itu yang buat aku murung. Tapi...
karena akhir-akhir ini aku merasa kak Masaya ngejahuin aku semenjak peristiwa
itu.
Kami
berjalan menuju ke kantin.
“Ai-chan
yang sekarang, tidak sama dengan Ai-chan yang ku kenal.”
“Maksudmu?”
tanyaku heran dengan perkataan temanku ini.
“Ai-chan
yang dulu itu selalu bersemangat dan tidak pernah murung seperti saat ini.”
Mia, kau
memang sahabatku, dia bisa mengerti perubahan pada diriku.
“Bi,
pesan bakso 2 porsi!” Mia berteriak ke Bibi penjaga kantin.
Aku
hanyabisa menunggu pesanan sambil memainkan penusuk gigi yang ada di depanku.
Mataku mengembara kemana-mana, melihat seluruh isi kantin. Tiba-tiba
pandanganku tertuju pada sosok seseorang yang aku kenal, itu kak Jane. Mood-ku
langsung jelek, begitu melihatnya. Tapi tunggu dulu, kenapa dia nggak bareng
teman se-gengnya? Melainkan bersama seorang cowok yang sepertinya ku kenal.
Siapa yah?! Genit banget sih kak Jane itu, merangkul tangan cowok itu di depan
umum. Huek! Aku muntah lihatnya.
Kak Jane
dan cowok itu berbalik, kini aku bisa melihat wajah mereka dengan jelas.
Tapi... Ya ampun! Apa yang kulihat ini sungguh terjadi?! Ba... Bagaimana bisa
kak Masaya bersama orang jahat itu? Pakai pegangan tangan segala lagi. Detik
ini juga aku merasakan bagaikan di neraka. Hatiku sakit banget. Bagaimana bisa
orang yang kusukai bersama seseorang yang paling aku benci di dunia ini.
Kak Jane
menarik kak Masaya untuk pergi ke tempatku.
“Hai
Ai,” katanya sok manis.
Sepertinya
dia mau membuat aku sakit hati. Dasar nenek sihir!
“Ke...
kenapa... ?” Mia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia hanya mampu menunjuk
secara bergantian kak Jane dan kak Masaya.
“Oh,
Iya! Aku mau kenalkan, pacar aku.” Kata kak Jane, sambil menarik kak Masaya
lebih dekat lagi ke arahnya.
Oh,
tidak!!! Ini semua bohongkan? Bagaimana bisa? Rasanya air mataku akan jatuh
meleleh di pipiku.
“Oh, gitu? Selamat yah.” Mia tahu
benar dengan apa yang aku rasakan, dia segera menarikku meninggalkan kantin dan
mereka berdua.“Bi, pesanannya batal. Kami lagi nggak selera gara-gara ....” Mia
berbalik ke arah kak Jane lalu tak mengatakan apa-apa. Kami berdua segera pergi
meninggalkan kantin.
Kami
berhasil keluar dari kantin.
“A...
Ai... kamu nggak apa-apa kan?”
“Hiks... Hiks...”
“Ai-chan
sudah diamlah, jangan nangis lagi yah! Ai jelek deh kalau lagi nangis.” Mia
menghapus air mataku. Dia memelukku berusaha menenangkan-ku, aku merasa
bersyukur sekali bisa mempunyai sahabat sepertinya.
####
Masaya...
“Ai-chan, gimana keadaannya yah?! Aku tahu
hal ini pasti membuatnya sakit, tapi... aku harus melakukan ini untuk
melindungimu. Hal ini kulakukan agar Jane dan kawan-kawannya nggak ganggu kamu
lagi. Ai, maafkan aku. Aku nggak bermasud menyakitimu. Aku juga merasa sakit
melakukan semua ini. “
Apa aku akhiri saja semua
ini?!
####
Ai...
“Mia, kamu nggak mau
pulang?”
“Maaf
banget ya, bukannya aku nggak mau nemenin kamu pulang. Tapi aku masih ada ujian
susulan sepulang sekolah.”
“Iya, aku ngerti.”
Aku
berjalan keluar menuju gerbang sekolah. Tapi sepertinya hari sedang hujan. Mana
deras banget. Kalau nunggu hujan reda,
nanti terlalu lama nunggunya, basah-basah dikit nggak apa-apalah! Aku menarik
nafas panjang, dan akan segera melangkahkan kakiku menembus hujan yang deras
ini.
Tiba-tiba sebuah payung
menaungiku. Aku berbalik.
“Masaya-nii chan...”
“Ambil
payung ini, dan pegang!” Dia memberikan payung itu kepadaku, lalu melangkah
maju menembus derasnya hujan.
“Kenapa
dia memberiku payung ini? Sementara dia harus basah karena hujan...” gumanku.
Aku
bertambah bingung saja.Sebenarnya apa yang ada di dalam pikirannya? Dia pacaran
sama kak Jane, tetapi memberiku payung ini sementara dia harus basah.
Sebenarnya gimana sih perasaannya. Aku pengen banget tahu apa yang ada di dalam
hatinya.
####
eeiiisshh... =3=)/
BalasHapusiritasii banget ngeliat jane =_="
Masaya jg =,= walaupun demi kebaikan Ai-chan seharusnya dia bisa lebih memikirkannya baik2 =3=)/ *hhmmpptt... kzl 😤😤😤
*di up terus ekky-oneesama :3 :3 :3
Makasih atas dukungannya :3
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus